Senin kemarin mungkin menjadi hari yang sangat menggembirakan buat
BlackBerry, karena BlackBerry Q10 dilaporkan terjual habis di Inggris
dan penjualannya ini telah menyebabkan antrian di Selfridges, padahal
perangkat ini baru diluncurkan di akhir pekan kemarin.
Bahkan pada Department store mewah di Inggris ini mengklaim Q10 menjadi perangkat dengan penjualan tercepat dalam sejarah penjualan perangkat yang pernah mereka jual, karena hanya membutuhkan waktu hanya kurang dari 2 jam saja. Dan kini stok untuk BlackBerry Q10 tersebut akan dikirimkan per jamnya untuk “memenuhi permintaan”, menurut pernyataan dari siaran pers.
Berita ini memang tidak mengejutkan mengingat produk sebelumnya yakni BlackBerry Z10, telah terjual lebih dari satu juta unit per akhir maret 2013 kemarin. Di Indonesia sendiri menyumbang sekitar 7 ribu unit BlackBerry Z10 dalam beberapa hari setelah resmi dipasarkan, angka ini didapatkan melalui penjualan yang dilakukan melalui bundling operator dan ritel para distributor resmi BlackBerry. Dari angka penjualan ini Blackberry meraup keuntungan US$98 juta dalam satu kuartal, setelah mencatat kerugian pada periode yang sama tahun lalu.
Namun sayangnya meski angka penjualan di tanah air cukup bagus, Indonesia bukanlah menjadi pilihan utama Blackberry dalam meluncurkan kedua perangkat barunya baik BlackBerry Z10 ataupun BlackBerry Q10.
Blackberry lebih memilih Inggris menjadi pilihan utama dalam memasarkan poduk barunya tersebut, hal ini disebabkan karena inggris memiliki pengguna besar BlackBerry, bahkan dibandingkan negaranya sendiri, yakni Kanada yang baru akan meluncurkan BlackBerry Q10 pada awal Mei ini.
Namun pada pemberitaannya di Inggris pun tidak begitu mulus. Karena meski mendapatkan angka penjualan yang bagus dihari pertama, pada hari-hari berikutnya pun mulai merosot.
Berbeda respon yang dialami pada penjualan di tanah air, penjualan di Indonesia masih terbilang stabil, meski ada beberapa pengguna yang mulai beralih ke perangkat Android. Oleh karenanya Indonesia dianggap sebagai pasar paling potensial bagi BlackBerry. Bahkan, BlackBerry sudah menjadi trend yang tidak tergantikan oleh beberapa kalangan baik segmen tua atau muda. Melalui riset yang dilansir sejumlah firma seperti GfK, Gartner, dan IDC, BlackBerry masih memiliki pangsa pasar smartphone terbesar di Indonesia.
Tidak hanya itu Managing Director BlackBerry South Asia. Hastings Singh pun pernah mengakuinya, beliau pernah mengatakan "Dengan BlackBerry 10, jelas target kami tetap ingin jadi nomor satu di Indonesia," dalam pertemuan terbatas dengan sejumlah media di Ritz Carlton, Jakarta.
Kenyataan ini memang cukup ironis meski Indonesia yang memiliki potensi yang bagus, BlackBerry tetap tidak memprioritaskan Indonesia sebagai negara peluncuran utamanya. Jika BlackBerry saja tidak menjadikan Indonesia sebagai pilihan utama peluncuran, lalu mengapa pengguna Indonesia masih tetap setia dengan BlackBerry? (Ilham)
Bahkan pada Department store mewah di Inggris ini mengklaim Q10 menjadi perangkat dengan penjualan tercepat dalam sejarah penjualan perangkat yang pernah mereka jual, karena hanya membutuhkan waktu hanya kurang dari 2 jam saja. Dan kini stok untuk BlackBerry Q10 tersebut akan dikirimkan per jamnya untuk “memenuhi permintaan”, menurut pernyataan dari siaran pers.
Berita ini memang tidak mengejutkan mengingat produk sebelumnya yakni BlackBerry Z10, telah terjual lebih dari satu juta unit per akhir maret 2013 kemarin. Di Indonesia sendiri menyumbang sekitar 7 ribu unit BlackBerry Z10 dalam beberapa hari setelah resmi dipasarkan, angka ini didapatkan melalui penjualan yang dilakukan melalui bundling operator dan ritel para distributor resmi BlackBerry. Dari angka penjualan ini Blackberry meraup keuntungan US$98 juta dalam satu kuartal, setelah mencatat kerugian pada periode yang sama tahun lalu.
Namun sayangnya meski angka penjualan di tanah air cukup bagus, Indonesia bukanlah menjadi pilihan utama Blackberry dalam meluncurkan kedua perangkat barunya baik BlackBerry Z10 ataupun BlackBerry Q10.
Blackberry lebih memilih Inggris menjadi pilihan utama dalam memasarkan poduk barunya tersebut, hal ini disebabkan karena inggris memiliki pengguna besar BlackBerry, bahkan dibandingkan negaranya sendiri, yakni Kanada yang baru akan meluncurkan BlackBerry Q10 pada awal Mei ini.
Namun pada pemberitaannya di Inggris pun tidak begitu mulus. Karena meski mendapatkan angka penjualan yang bagus dihari pertama, pada hari-hari berikutnya pun mulai merosot.
Berbeda respon yang dialami pada penjualan di tanah air, penjualan di Indonesia masih terbilang stabil, meski ada beberapa pengguna yang mulai beralih ke perangkat Android. Oleh karenanya Indonesia dianggap sebagai pasar paling potensial bagi BlackBerry. Bahkan, BlackBerry sudah menjadi trend yang tidak tergantikan oleh beberapa kalangan baik segmen tua atau muda. Melalui riset yang dilansir sejumlah firma seperti GfK, Gartner, dan IDC, BlackBerry masih memiliki pangsa pasar smartphone terbesar di Indonesia.
Tidak hanya itu Managing Director BlackBerry South Asia. Hastings Singh pun pernah mengakuinya, beliau pernah mengatakan "Dengan BlackBerry 10, jelas target kami tetap ingin jadi nomor satu di Indonesia," dalam pertemuan terbatas dengan sejumlah media di Ritz Carlton, Jakarta.
Kenyataan ini memang cukup ironis meski Indonesia yang memiliki potensi yang bagus, BlackBerry tetap tidak memprioritaskan Indonesia sebagai negara peluncuran utamanya. Jika BlackBerry saja tidak menjadikan Indonesia sebagai pilihan utama peluncuran, lalu mengapa pengguna Indonesia masih tetap setia dengan BlackBerry? (Ilham)
No comments:
Post a Comment